Cerita Sex Ngentot Tante Nia Super Hot - Spesial Update Foto Imut Cantik Tantemalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian, Cerita dewasa, Cerita Ngentot terbaru, cerita hot , cerita sexs, cerita dewasa ngentot terbaru Foto ABGhot , Foto telanjang Tante , Foto bugil, cerita dewasa sexs Dewasa Terbaru dengan judul Cerita dewasa ngentot tante Nia super hot Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta Tantemalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut. selamat membaca dan menikmati Cerita dewasa ngentot tante Nia super hot

Cerita dewasa ngentot tante Nia super hot - Saat itu aku Ronny masih kuliah dan saya mempunyai teman karib namanya Mona, dari Sumatera, dia menumpang di rumah tantenya . Kebetulan antara saya dan Mona mempunyai hoby yang sama, naik gunung, lintas alam, atletik, lempar lembing . Saya sering bertandang ke rumahnya, makin lama makin sering . Karena saya juga naksir sama nia, adik sepupu Mona atau anak tantenya . Walau saya sudah menjadi akrab dengan keluarganya, tapi nia tak kunjung kupacari .

Setelah selesai SMA Mona melanjutkan studi di Kota lain, tapi aku mencoba untuk bertandang ke rumah nia, tapi jarang ketemu .
Namun perjalanan waktu menentukan lain bagi nia, ayahnya yang wakil rakyat itu meninggal . Sekarang ini ibunya mencari nafkah sendiri dengan memegang beberapa perusahaannya yang memang sudah dirintis cukup lama, sebelum terpilih menjadi wakil rakyat . Harapanku memacari nia tetap ada di dada, walaupun saat aku berkunjung, justru bu nia (ibunya nia/tantenya Mona) yang sering menemuiku . karena nia ada kesibukan di Jakarta, sehubungan dengan keikutsertaannya dalam sekolah presenter di sebuah stasion teve swasta di sana . Tapi sebenarnya kalau mau jujur nia masih kalah dengan ibunya . Bu nia lebih cantik .,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya . Sementara nia agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya nia seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga .

Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu nia dan seorang pembantu . Mona sudah tidak di situ, sementara nia sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang . Akhirnya saya di suruh bu nia untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya . Untungnya saya memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yang saya tekuni sejak SMA . Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu nia lalu saya menawari program aku ntansi dan keuangan dengan komputer, dan bu nia setuju bahkan senang . Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang dniangani perusahaannya, dsb . Saya menyukai pekerjaan ini . Yang jelas bisa menambah uang s aku saya, bisa untuk membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua . Bu nia memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran saya . Pegawai bu nia ada tiga cewek di kantor, tambah saya, belum termasuk di lapangan . Saya sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yang lain pulang . Itupun kalau ada proyek yang harus dikerjakan . Part time begitu . Bagi saya ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman .

Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan saya dengan bu nia semakin akrab . Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya . aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain . Dan rupanya dia senang . Tapi akutetap menjaga kesopanan . Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu nia, dia mampu menggetarkan dad aku . Walaupun sudah cukup umur wannia ini tetap jelnia . Saya kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali . Dasar pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya . Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang . Ini sudah saya ketahui sejak saya SMA dulu, tapi karena saya kepingin mendekati nia, hal itu saya kesampingkan . Data-data pribadi bu nia saya tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkanian dengan proyek-proyeknya . Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg . Cukup ideal .

Pada suatu hari saya lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender . Pukul 22 .00 pekerjaan belum selesai, tapi aku agak terhibur bu nia mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku . Dia cukup teliti . Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda . Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yang menuang kembali, aku malah menjadi kikuk . Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas . Apalagi bila sedang mencubit dad aku aku sama sekali tidak akan membalas . Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang .

“Capek ya . .? Saya pijit, nih”, katanya .
aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik . Apalagi yang kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepal aku bagian belakang, saya rasakan nyaman juga . Lama-lama pipiku sengaja saya pepetkan dengan tangannya yang mulus, dia diam saja . Dia membalas membelai-belai daguku, yang tanpa rambut itu . aku menjadi cukup senang . Hampir pukul 23 .00 baru selesai semua pekerjaan, saya membersihkan kantor dan masih dibantu bu nia . Wah wannia ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati .

Saya bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum .
“Kamu sudah punya pacar Ron?”
“Belum Bu”, jawabku
“Masa . ., pasti kamu sudah punya . Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng”, katanya
“Belum Bu, sungguh kok”, kat aku lagi . Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dengan penerangan yang agak redup . Entah siapa yang mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut . Yang jelas semula saya sengaja menyenggol tangannya…

Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu nia hanyut terbawa oleh suasana romantis . Bu nia yang malam itu memakai gaun warna hniam dan sedikit motif bunga ungu . Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih . Wannia pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku . Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu . Saya menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, walau tanganku tetap memegang tangannya .
“Dingin ya Ron . .?!”, katanya sendu .
Sementara tangan kiriku dniarik dan mendekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan baju itu .
“Ya, Bu dingin sekali”, jawabku .
Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku . Bau wewanginan semerbak di sekniar, aku duduk, menambah suasana romantis
“Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kat aku gemetar .
“Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya .
Saya menjadi aman . Lalu aku mencoba mengecup kening wannia lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya . Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya . Dia menyambut dengan senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing . Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu nia, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku . aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini .

Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelumnya . Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya . Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya .
“Sejak kamu kesini dengan Mona dulu, saya sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!”", katanya setengah berbisik .
“Ah ibu ada-ada saja”, kat aku mengelak walaupun saya senang mendapat sanjungan .
“Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi .
Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dad aku semakin bergetar, demikian juga dada bu nia . Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau .


Kemudian saya beranjak, berdiri dan menarik tangan bu nia yang supaya ikut berdiri . Dalam posisi ini dia saya dekap dengan hangatnya . Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yang saya pakai . Lalu saya bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu nia menurut saja . Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu .
“Gimana kalau saya tidur di sini saja, Bu”, pint aku lirih .
Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum . Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada saya .
“Ini pakai puny aku ”, dia menyodorkan pakaian tidur .
Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya .

aku menjadi terlena . Dalam dekapannya aku tertidur . Baru sekniar setengah jam saya terbangun lagi . Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur . Udara terasa dingin, saya mendekapnya makin kencang . Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan saya . Penisku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, penisku semakin menjadi-jadi kencangnya, yang sesungguhnya sejak tadi di sofa .

aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah saya lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dad akubercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku . Walaupun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat . Memang saya sadar, wannia yang ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Mona, mamanya nia, tapi sebagai pria normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu nia sebagai wannia yang sintal, cantik dan mengagumkan . Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami .

aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu . aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja saya lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wannia, di depan lelaki dewasa . Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, saya tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur . aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya . Berarti dia tidak tidur . Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih . aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu nia, putih dan indah banget . Ku raba-raba tubuhnya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu . Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas . Kini aku pun hanya pakai cede saja .
“Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya . Saya tersenyum senang .
“Makasih . Ada 171 . Bu nia juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum .

aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaniannya di punggungnya, kemudian keplorotkan cedenya sehinggaaku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini . Hal ini menjadikan dad aku semakin bergetar . Betapa tidak?!aku berhadapan langsung dengan wannia tanpa busana yang bertubuh indah, yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja . Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba . Wannia yang selama ini saya lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa . Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu . Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku melorot cedeku, saya dan bu nia sama-sama tak berpakaian . Penisku benar-benar maksimal kencangnya . Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai . Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek . Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu nia . Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya, yang membawa efek nikmat luar biasa .
generasi
Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya . Ia mendesah lembut . Dad aku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang . Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya . Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut dan mengedot puntingnya yang berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya . Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya . Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya . aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran . Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu . Saya penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekniar kewanniaannya . Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku . Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali . Bu nia mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya . Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya . Dia semakin bergelincangan . Kelanjutannya ia menarikku .
“Ayo Ron” aku tak tahan”, katanya berbisik
Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dad aku .

aku mulai menindih tubuh sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang tubuhku . Sementara itu senjat aku terjepit dengan kedua pahanya . Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur . Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut susunya . Penisku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjat aku dengan lubang kewanniaannya . Beberapa kali kami beringsut, tapi belum juga sampai kepada sasarannya . Penisku belum juga masuk ke vaginanya
“Alot juga”, bisikku . Bu nia yang masih di bawahku tersenyum .
“Sabar-sabar”, katanya . Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanniaannya .
“Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya . aku pun menuruti saja, menekan pinggulku…
“Blesss”, masuklah penisku, agak seret, tapi tanpa hambatan . Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat . Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yang sama sekali baru bagiku . aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk mel aku kan sendiri baru kali ini . Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan . Wonderful! Betapa tidak, dalam usi aku yang ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wannia .

Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu nia yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah . Merasakan kenikmatannya sendiri .
“Ah… uh… eh… hem”"
Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dengan menekan pula ke atas, supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya . Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran . Di tengah peristiwa itu bu nia berbisik
“Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika saya mulai menggenjot dengan semangatnya .
“Ya Bu, maaf”, aku pun menuruti perintahnya .

Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dil aku kan . Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati . Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai dniaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret . Gerak apapun yang kami l aku kan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri . Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati tubuhnya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas .

aku tidur terlentang, kemudian bu nia mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vnial kami berdua . Bersetubuhlah kami kembali .Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam . Sampai beberapa saat bu nia menggerakkan pinggulnya, payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku . akumeremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang . Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot . Gerakan wannia berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku . Kadang seperti orang berenang, atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai . Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang . Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan . Benar-benar lintas generasi!

Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya . Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar . Kayak mengejar setoran saja . Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya . Rasanya enak sekali . Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”
“Ah… uh, eh… aku , ke . . luaar . .Ron . .”, rupanya ia orgasme .
Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya . Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam . Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali . aku mengusap-usap punggung mulusnya . Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya . Beberapa menit dia masih menindih saya .

Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk saya tembak lagi . Kini giliran saya menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi . Gerakan ku pelan juga, dia merangkul aku . Naik turun, keluar masuk . Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali . Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu nia . Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjat aku , aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara . Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran . Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah, yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona . Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan . Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu nia .
“Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan .
Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan tubuhnya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali . Menyatu semuanya,
“ aku ” keluar Bu”, kat aku terengah-engah .
“ aku juga Ron”, suaranya agak lemah .
“Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tany aku agak heran .
“Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas .


Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin . Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi saya masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama . Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, saya mencabut senjat aku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang . Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya . Perempuan punya bentuk tubuh indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya . Saya lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya . Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu nia, aku lupa . Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur .

Keesokan harinya . Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu nia mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri, termasuk bagian yang paling pribadi . Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut . Saya senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat .
“Saya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Monas, besar lagi . Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang tititku .
“Kan Ibu yang bikin begini?!”, jawabku . Kami tersenyum bersama .

Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan . Waktu baru pukul setengah enam . Tetapi senjata ini belum juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali . Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang . Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi . Saya agak membungkuk, karena aku lebih tinggi . Bau wewangian semerbak disekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi . Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan cedenya . Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur . Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam .

Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya . aku buka dengan pelan kedua pahanya . akuciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya . Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku . Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana . aku ingin melihat secara jelas barang miliknya . Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali . Bu nia bergelincangan, tangannya makin erat memegang tititku . Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi . Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah . Beberapa saat aku mel aku kan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanniaan bu nia, yang menghebohkan semalam .

Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran . Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai . Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua . Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat . Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya . Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya . Rasanya saya diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan . aku menjadi kelelahan . Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan saya . Saya mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanniaan bu nia yang tadi sudah saya “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu . Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya saya yang merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu nia merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya .
“Ah”, desahnya setiap aku menekan senjat aku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah tititku . Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yang menakjubkan, pagi itu .

Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekniar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang . Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelumnya . Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya . Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu nia . Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yang menghebohkan . Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu nia secara utuh, orang yang selama ini menjadi majikanku . Menyaksikan rona wajah bu nia yang memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedagaan seorang wannia yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria .

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top